Melihat Pengarang Tidak Bekerja [Melihat Pekerjaan Menulis dari Sisi Lain]

 

"Sebagai pengarang, saya meyakini menulis adalah perbuatan baik. Sebagaimana perbuatan baik lainnya, ia akan menghadapi godaan yang mencoba menggagalkannya setiap ia ingin ditunaikan. Oleh karena itu, saya akhirnya juga menyakini bahwa menulis itu berat. Sebab tak ada perbuatan baik yang mudah dilakukan.

Sebesar keinginan saya untuk menulis dan menjadi penulis, sebesar itu pula upaya saya mencari alasan untuk tak melakukannya."

Cover yang menarik dan judul yang tidak tak pernah kubayangkan, mungkin karena gap usiaku dengan penulis yang cukup jauh, karena sejak kecil aku berpikir bahwa penulis adalah pekerjaan. Bahkan menjadi salah satu cita-citaku.

Kali ini aku mencoba (kesekian kalinya) untuk membaca tuntas bukunya dan kemudian melakukan resensi. Semoga kali ini berhasil, karena biasanya hanya menjadi draft saja di blog.

Awalnya kukira buku ini tentang bagaimana cara menjadi pengarang yang baik dan benar (aku tidak membaca sinopsisnya terlebih dahulu tadi). Karena aku sedang iseng mengerjakan sebuah novel AU (alternate universe), aku membutuhkan banyak referensi kepenulisan dan berakhir meminjam buku ini walau di IPusnas antriannya lumayan panjang.

Seperti sinopsinya, buku ini benar-benar menggambarkan bagaimana susahnya menjadi penulis. Bagaimana cara menyikapi masyarakat, tetangga, netizen yang masih belum paham benar bagaimana cara kerja penulis (di rumah terus, dikiranya ngepet). Bagaimana susahnya menjadi pengarang dengan bahasa ibu yang bukan bahasa Indonesia, yang harus mensiasati berbagai ungkapan dengan italic. Bagaimana satu buku bisa menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk ditulis. Bagaimana mood, jam tidur dan rutinitas menjadi momok yang menakutkan bagi sebagian besar penulis, kecuali Murakami yang sangat terkenal dengan rutinitas berlari dan menulisnya. Kemudian bab yang paling membuatku berpikir adalah, "Sastra adalah.. yang Gelap-gelap Gitu, 'Kan?". Ey, benar juga, apalagi sebagai follower Litbase, aku bisa memverifikasi pertanyaan ini.

Gaya penulisan yang ringan, menyisipkan banyak komedi, berdasarkan pengalaman pribadi yang solid dan memberikan sudut pandang baru bagaimana cara beberapa penulis bekerja. Buku ini juga benar-benar banyak memberi contoh dari pengarang yang tak pernah kubaca. Maklum, aku terlalu banyak membaca novel populer (kurang jauh mainnya kata orang, jadi pingin baca Cantik Itu Luka, "yang gelap-gelap itu, 'kan?").

Komentar

JEJAK LANGKAH mengatakan…
Menarik, tidak terlalu banyak mengajikan spoiler isi buku. Mungkin selain kelebihan buku bisa ditambah kekurangan, kritik atau pendapat pribadi ttg buku terkait secara umum. Overall tetap bagus, model resensi yg luwes dan tidak kaku untuk dibaca hehek, lanjutkannn!!!