Aku yang Menunggu Telepon dari Neraka [Resensi Buku The First Phone Call From Heaven]

Blurb: Bagaimana seandainya akhir bukanlah akhir?

Suatu pagi di Coldwater, Michigan, telepon-telepon mulai berdering. Para peneleponnya berkata mereka menelepon dari surga. Mukjizatkah ini? Atau olok-olok kejam? Ketika berita ini menyebar, banyak orang mulai berdatangan ke Coldwater untuk ikut membuktikan.

Pada saat yang sama Sully Hardings, pilot yang telah kehilangan nama baiknya, baru bebas dari penjara dan mendapati kota tempat tinggalnya sedang mengalami "demam mukjizat." Bahkan anaknya yang masih kecil membawa-bawa ponsel mainan karena berharap ditelepon ibunya dari surga.

Ketika telepon-telepon ini makin sering terjadi, dan bukti adanya kehidupan di alam baka mulai terkuak, kota itudan duniamulai berubah. Hanya Sully yang tidak percaya. Baginya, tidak ada apa-apa lagi setelah dunia yang penuh kesedihan ini. Dan dia bertekad untuk membuktikannya, bagi anaknya dan bagi dirinya sendiri. 

Dalam The First Phone Call from Heaven, Mitch Albom bertutur dengan fasih tentang kisah cinta, sejarah, dan keyakinan; suatu misteri mendebarkan dan perenungan tentang kekuatan hubungan antarmanusia.

"Kadang-kadang cinta menyatukan kita, bahkan apabila hidup memisahkan kita." -hlm 196

Judul: The First Phone Call from Heaven [Telepon Pertama dari Surga]
Pengarang: Mitch Albom
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 2014
ISBN: 978-602-03-1141-8
Tebal halaman: 422
Ukuran: 20 x 13,5
Hari itu Jum'at seperti biasa, tak ada yang spesial kecuali mulai datangnya telepon-telepon dari surga--dari orang-orang yang sudah meninggalkan mereka selamanya. Kemudian hidup Tess Rafferty, Jack Sellers, Katherine Yellin, Elias Rowe dan yang lainnya mulai berubah, tidak hanya mereka tapi juga kota kecil mereka, Coldwater. Bahkan pandangan seluruh dunia sekarang tertuju ke sana. 
Percakapan-percakapan singkat dari surga yang membuat sang penerima terobati rindunya tapi membuat rongga besar penasaran. Dari mana telepon-telepon itu sebenarnya berasal? Celah apa yang dimaksud? Banyak tokoh yang terlibat, mereka semua tak sepenuhnya berkaitan, hanya memiliki beberapa kesamaan: menerima telepon dari orang-orang yang telah tiada (tak semua oleh orang yang mereka kasihi) dan tinggal di Coldwater.
Telepon-telepon itu berlanjut hingga minggu-minggu berikutnya, sebagian orang percaya, sebagian orang tidak. Sullivan Harding termasuk yang tidak percaya. Mantan pilot yang baru bebas dari penjara itu berusaha membuktikan bahwa telepon-telepon itu hanya rekayasa demi anaknya yang terus membawa-bawa telepon mainan, berharap ibunya menelponnya. Tokoh Sullivan a.k.a Sully ini memberikan nuansa misteri dan detektif diantara nuansa religi.Telepon-telepon itu menceritakan tentang surga, keyakinan adanya kehidupan berikutnya. Tapi aku menunggu telepon dari neraka karena neraka termasuk kehidupan berikutnya. Tapi sampai akhir kata, aku rasa, aku tak menemukan kata neraka sama sekali. Bagus untuk percaya surga, tapi jangan lupakan neraka. Tuhan akan mengampuni tapi sebelumnya Tuhan akan membalas. Balance. Mungkin baiknya penulis dan kita bersama-sama membaca buku The Day After You Die setelah ini 😀 agar balance hidup kita.
 
Alexander Bell mungkin sudah menemukan telepon, tapi tak pernah mengalami dampak anehnya terhadap hubungan-hubungan antarmanusia. Karena Mabel, belahan jiwanya, tuli, jadi dia tak pernah menerima telepon sama sekali, dan Bell tak pernah mendengar suara istrinya menjadi datar, atau bosan, atau jauh, tak pernah mengalami ketidaknyamanan ketika kita mendengar tapi tak bisa melihat wajah orang-orang yang kita sayangi, dan harus menerjemahkan kekecewaan mereka dengan satu pertanyaan tunggal: Ada masalah apa?


Sepotong-sepotong kisah tentang kehidupan Alexander Graham Bell, memberikan bumbu tersendiri dalam buku ini, memberikan sedikit fakta sejarah yang jarang diketahui tapi tak melenceng dari cerita dan membuatnya lebih apik karena saling bertaut.

4 dari 5 untuk buku ini, 1 sisanya untuk neraka yang tak pernah dibahas dan kalimat di halaman 374: "Gereja-gereja, sinagoga-sinagoga, mesjid-mesjid, dan kuil-kuil dibanjiri para pengikut yang ingin bertaubat." 😐 Rasanya Mesjid tidak akan dibanjiri oleh para pengikut yang ingin bertaubat hanya karena "telepon dari surga" karena kita diajarkan bahwa kita harus melewati fase alam kubur dan banyak fase lain dulu sebelum sampai ke surga.

p.s kartu perpustakaanku ternyata terjatuh di perpustakaan dan ada di resepsionis. Betapa awkward-nya..

Komentar