Perjuangan Tanpa Tanda Jasa

 Hola, hari ini aku bingung sih mau nulis apaan pun karena gada ide yang terlintas dikepalaku jadi aku gatau mau nulis apa. Jadi mending aku curhat aja disini karena yang liat juga private person hehe.

Hari ini moodnya HH sudah agak baikan dari kemarin. Jujur sudah berapa hari ini dia diem terus, aku kan juga sibuk jadi gatau tepatnya kapan dia badmood yang jelas pas itu kita mau ngajak main tiba-tiba dia badmood banget, mana lama lagi kan aku jadi bingung cara mengatasi cewek badmood. Walaupun aku cewek yaa tapi aku ga pernah selama itu, ottoke~

Okeh, kita mulai perjalanan di pagi hari ini. Pagi ini aku bangun seperti biasa, hampir telat subuh huhu. Kemudian aku beranjak dari kasur dan mengambil air wudhu dan melaksanakan sholat. Usai melaksanakan sholat, aku rebahan dulu dikasur sambil tidak memikirkan apa-apa. Udara pagi itu sangat dingin ditambah dengan AC yang belum dimatikan. Endingnya tau aja aku ketiduran wkwk, tapi itu ga berlangsung lama karena aku agak sedikit panik dalam tidur. Takut ketinggalan kelas pagi wkwk, jadi aku bangun jam 6.50an dan menyibukkan diri dengan membersihkan rumah. Sudah 2 hari belum dibersihkan, jorok banget, jadi akhirnya aku berinisiatif ditengah kemalasan untuk membersihkan rumah. Setelah membersihkan rumah seperti biasa, berleha-leha sebelum kelas.

Tak terasa sudah jam 08.30 wita dan kelasku mau dimulai. Awalnya kita kelas seperti biasa di google meets, soalnya lebih jernih dan ringan daripada teams. 

"Ayo absen dulu jangan lupaa ya, sekaligus menunggu semuanya pada join," kata pak A.

Aku mengambil hp, membuka siap dan menyecan barcode absen. Memanggil Gista, teman terbaikku sepanjang perjalanan semester terakhir ini, karena kita sekelas mengambil mata kuliah pilihan ini. 

Pelajaran pun dimulai seperti biasa, berjalan cukup lancar. Tiba-tiba baru di slide nomor 2, ngadat dan tiba-tiba keluar dari google meets. Aku bingung karena awalnya bertuliskan jaringan anda tidak mendukung dan tau-tau sudah keluar. Ternyata pas buka line, teman-teman yang lain juga ribut kalau mereka juga tiba-tiba keluar. Akhirnya aku menunggu informasi lebih lanjut.

"Teman-teman pindah ke teams yaa," kata Windi, salah seorang temanku yang menjadi koordinator mata kuliah tersebut.

Akhirnya aku pindah lagi membuka teams dan disana sudah terlihat beberapa orang join didalamnya. Aku pun join dan memanggil beberapa temanku yang belum masuk kedalam meetingnya. Namun suara bapaknya tidak terdengar sama sekali. Bapak A membuka hp dan mungkin sedang membaca chat bahwasanya suara bapaknya tidak dapat terdengar. Akhirnya, Bapak A terus mengotak-atik headset yang dipakainya namun tetap saja tidak berujung baik. Padahal teman-teman yang lain bisa menimbulkan suara ketika berbicara. Salah seorang diantara kami berkata kepada bapaknya, bahwa suaranya masih belum bisa terdengar. Terlihat ekspresi wajah Bapak A begitu gusar dan ingin menyerah. Diambang keputusasaan karena selalu terjadi kesalahan teknis, bahkan aku pun melihat beliau seperti ingin menangis dibalik kacamatanya yang terpantul oleh layar laptop. Akhirnya, meeting di teams oun dihentikan dan beberapa menit berlalu tanpa kabar. 

Tak lama, kormatnya pun memberikan kode google meets kembali. Qadarullahnya berjalan dengan lancar dan ekspresi bapaknya terlihat senang. Tanpa membuang waktu banyak, Bapak A langsung menjelaskan materi sekaligus mengejar ketinggalan waktu di mata kuliah tersebut. Perkuliahan pun dilakukan kurang lebih 20 menit berjalan dan itu tampak cukup baik. Aku jadi berpikir tentang kisah perjuangan seorang pengajar yang sudah mempersiapkan dengan matang namun ada kendala teknis dan lain sebagainya yang membuat mereka menjadi menyalahkan diri sendiri. Jadi sedih banget rasanya huhu .

Setelah kejadian itu, sore harinya aku membuka snap ig milik salah satu teman SMAku. Isinya tentang apresiasi kepada profesor yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa. Biarpun pada era pandemi ini, banyak sekali dosen yang belum bisa menggunakan teknologi dengan cepat. Tak sedikit pun murid-muridnya menjaili mereka. Sedih liatnya, tapi dalam cerita itu profesor mereka terlihat sangat sedih dikarenakan kesalahan teknis ketika mengajar sehingga beliau kurang maksimal dalam mengajar. Kemudian hal tersebut diapresiasi oleh sekelompok mahasisnya sambil mengatakan "terimakasih prof, saya suka pelajaran anda,", "tidak apa-apa prof, saya sangat berterimakasih telah mendapatkan pelajaran dari anda," dsb. Kalian bisa menontonnya di channel Balikpapanberiman. Sungguh bikin terharu sih, entah kenapa peristiwanya bersamaan dengan kejadian di pagi ini. 

Semoga amal ibadah dari setiap para pengajar dan pencari ilmu bisa menjadi amal ibadah yang dapat menolong di syurga kelak, aamiin ya rabbal alamiin :")

Komentar

HeyHello mengatakan…
Emang kemarin tu lagi mood "senggol bacok"
HeyHello mengatakan…
Semoga pendidikan di Indonesia semakin baik lagi.. Aamiin