03.10 WITA
Aku menuliskan ini ketika malam hari bukan tanpa alasan. Aku takut apa yang dari kemarin kupikirkan akan segera terditorsi dengan pemikiran yang akan datang hari ini.
Kemarin, aku menuliskan aku adalah mantan penonton drama Korea Dream High. Tapi pada kenyataanya aku tak pernah menontonnya hingga akhir. Terhenti begitu saja, mungkin di episode 10, dengan alasan yang sederhana: First Lead Male mencium First Lead Female di bianglala.
Waktu itu aku SMP kelas 2. Hal seperti itu adalah hal tabu. Berduan di dalam bianglala sebenarnya sudah salah dari awal. Bukannya kita sering diberitahu bahwa jia berduan dengan lawan jenis akan mengundang setan sebagai orang ketiga?
Ya, seagamis itu aku dulu. Alasan sederhana untuk membuat bendungan tinggi sebagai batasku dengan Korean Wave. Hingga ketika aku lulus dari SMP dan liburan menunggu masuk SMA. Seseorang mengenalkanku dengan sebuah drama Korea bertema anak SMA yang mengejar mimpi mereka dari nol besar. God Of Study. Aku sudah lupa dengan Dream High, aku terbius, larut dalam alur cerita yang bergelombang, menggulungku untuk percaya bahwa drama Korea sebagus itu, selurus itu, belajar.
SMA aku tenggelam dengan drama Korea, dari satu drama ke drama yang lain hanya untuk mencari drama yang menceritakan hal yang sama dengan God Of Study, belajar. Nihil. Aku tak menemukannya sampai sekarang. Tapi aku terlanjur terbenam pada lumpur isap Korean Wave, lupa tujuan awal. Tidak baik jika aku menyalahkan semua ini pada Korean Wave. Aku juga salah karena tidak memiliki pelampung, tali pegangan atau apapun yang dapat menyelamatkan diriku dari lumpur isap itu.
Komentar